Jumat, 06 Juni 2014

Alat pemancar sinyal distress GMDSS



I.  PENDAHULUAN
Global Maritime Distress and Safety System (GMDSS) adalah Perjanjian internasional yang mengatur prosedur keselamatan, jenis peralatan, dan prosedur komunikasi yang digunakan untuk meningkatkan keselamatan dan membuat prosedur yang lebih mudah untuk memberi pertolongan kepada  kapal, pesawat udara dan alat angkut lain nya yang mengalami marabahaya.
Sistem komunikasi GMDSS dirancang khusus untuk keperluan penanganan isyarat marabahaya dan keselamatan di laut berlaku diseluruh dunia, sistem ini memiliki kemampuan untuk dapat menerima dan mengirimkan sinyal-sinyal marabahaya yang dikirimkan melalui kapal yang sedang mengalami musibah, sehingga kapal-kapal lain yang berada di sekitar lokasi musibah dapat memberikan pertolongan dengan keterlambatan waktu sekecil mungkin. Penerapan GMDSS pada kapal boat ditunjukkan oleh Gambar 1. (http://www.gmdsscom.co.uk) berikut ini.


Gambar 1. Penerapan GMDSS




GMDSS yang diamandemen pada tahun 1988 merupakan penyempunaan dari Safety of Life at Sea (SOLAS) tahun 1974. Pemberlakuan GMDSS dilakukan secara bertahap, tidak sekaligus dengan tahapan sebagai berikut :
1.   Tahun 1990 kapal harus dilengkapi dengan RADAR 9 GHz
2.   Tahun 1992 kapal harus dilengkapi dengan Sart And Rescue Transporder (SART)
3.   Tahun 1993 Kapal harus dilengkapi dengan Emergency Position Indication Radio Beacon (EPIRB) dan Navigational Telex System (NAVTEX).
4.   Tahun 1995 Kapal harus mempunyai semua peralatan GMDSS
5.   Tahun 1999 Semua kapal wajib mempunyai semua peralatan GMDSS, diberlakukan secara menyeluruh. Khusus Indonesia akibat krisis moneter 1997 meminta kepada IMO untuk ditunda sampai dengan 1 februari 2009.
I. 1   Fungsi GMDSS
GMDSS terdiri dari beberapa sistem, beberapa yang baru, tetapi banyak yang telah dioperasi selama bertahun-tahun sebelumnya. Sistem ini dimaksudkan untuk melakukan fungsi-fungsi berikut:
1.   Alerting : yaitu suatu pemberitahuan tentang adanya musibah marabahaya yang cepat dan berhasil pada suatu unit yang dapat mengadakan atau mengkoordinasikan suatu pencarian dan pertolongan segera.
2.   Search and Rescue Coordinating : yaitu komunikasi yang digunakan untuk koordinasi antara unit-unit yang berpotensi SAR termasuk kapal-kapal yang berada dilaut untuk merencanakan suatu operasi pencarian dan pertolongan.
3.   On Scane Communication : yaitu suatu system komunikasi yang digunakan di lokasi musibah antara On Scene Commander dan Unit-unit yang ikut dalam operasi pertolongan termasuk dengan kapal musibah apabila masih dapat melakukan komunikasi.
4.   Locating Signal : yaitu signal untuk memudahkan penemuan posisi Survival Craft.
5.   Dissemination of Maritime Safety Information (M.S.I) : yaitu penyiaran informasi-informasi mengenai keselamatan pelayaran.
6.   General Radio Communication : yaitu komunikasi dari kapal ke suatau jaringan radio di darat yang ada hubungannya dengan keselamatan.
7.   Bridge to Bridge Communication : yaitu komunikasi antar kapal dari anjungan yang ada hubungannya dengan keselamatan.
Persyaratan kapal yang harus memiliki perlengkapan GMDSS adalah kapal penumpang yang berlayar di perairan internasional dan kapal barang dengan ukuran 300 GT ke  atas. Berikut peralatan GMDSS, sebagai berikut :
1.   Very High Frequency (VHF), High Frequency (HF), dan Medium Frequency (MF)
2.   NAVTEX
3.   Inmarsat C
4.   Narrow Band Direct Printing (NBDP)
5.   EPIRB
6.   SART 9 GHz
I.2 Sistem komunikasi GMDSS
GMDSS dalam pelaksanaannya menerapkan dua sistem komunikasi, yaitu sistem komunikasi darat dan sistem komunikasi satelit yang dirancang untuk dapat memungkinkan pemancaran sinyal marabahaya dapat dilaksanakan dari kapal ke pantai, dari kapal ke kapal dan dari pantai ke kapal pada seluruh daerah perairan laut.
1.      Sistem Komunikasi Darat
Sistem komunikasi darat pada sistem GMDSS digunakan untuk dapat melakukan komunikasi dalam jarak jangkau yang pendek, sedang dan jauh dengan menggunakan frekuensi yang berada pada jalur frekuensi VHF (very high frequency), MF (medium frequency) serta HF (high frequency).
Jalur frekuensi VHF digunakan untuk komunikasi jarak pendek dengan frekuensi yang digunakan adalah 156,525 MHz dan berfungsi untuk panggilan-panggilan marabahaya dan keselamatan mempergunakan panggilan selektif dijital (digital selective call), sedangkan frekuensi 156,8 MHz digunakan untuk komunikasi koordinasi SAR dan komunikasi di lokasi musibah dengan menggunakan telepon radio.
Untuk komunikasi jarak sedang digunakan jalur frekuensi MF. Frekuensi 2187,5 kHz, digunakan untuk panggilan marabahaya dan keselamatan dengan menggunakan panggilan selektif dijital untuk arah komunikasi dari kapal ke pantai, kapal ke kapal serta pantai ke kapal, sedangkan untuk komunikasi di lokasi musibah yang menggunakan telepon radio digunakan frekuensi 2182 kHz. Sedangkan frekuensi 2174,5 kHz digunakan hanya untuk komunikasi dengan menggunakan telex.
Untuk komunikasi dengan arah komunikasi dari kapal ke pantai dan dari pantai ke kapal yang berada dalam jarak jangkau yang jauh digunakan komunikasi HF sebagai alternatif terhadap komunikasi satelit. Frekuensi-frekuensi yang digunakan adalah pada band frekuensi 4, 6, 8, 12 dan 16 MHz. Kapal-kapal yang diperlengkapi dengan peralatan komunikasi HF, harus selalu menjaga frekuensi marabahaya pada band 8 MHz, serta salah satu frekuensi yang diharuskan yang sesuai untuk daerah dimana kapal tersebut sedang berlayar.
2.   Sistem komunikasi satelit
Disamping sistem komunikasi darat, GMDSS juga menerapkan system komunikasi satelit. Komunikasi satelit digunakan dalam dua arah, yaitu kapal ke pantai, pantai ke kapal, maupun dari kapal ke kapal. Salah satu system komunikasi satelit yang digunakan pada sistem GMDSS adalah sistem satelit INMARSAT, dimana satelit tersebut dapat menunjang pemancaran sinyal marabahaya dari kapal-kapal dan juga dapat digunakan untuk menentukan letak lokasi musibah. Dalam pengoperasiannya, satelit INMARSAT dibagi menjadi empat wilayah operasional yaitu :
·         samudera pasifik (Pacific Ocean Region-POR)
·         samudera atlantik bagian barat (Atlantic Ocean Region-AOR West)
·         samudera atlantik bagian timur (Atlantic Ocean Region-AOR East)
·         samudera hindia (India Ocean Region).
Ke empat satelit INMARSAT tersebut seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2 (http://maritime.inmarsat.com/coverage) berikut ini.



Gambar 2 : Area cakupan pengoperasian satelit INMARSAT

Sistem INMARSAT memberikan prioritas saluran masuk kepada kanal-kanal komunikasi satelit pada waktu dalam keadaan situasi darurat. Setiap stasiun bumi bergerak (mobile earth station) dapat memulai permohonan (request) berita dengan prioritas marabahaya. Setiap permohonan dengan indikasi prioritas marabahaya akan didengar secara otomatis oleh stasiun bumi pantai dan saat itu juga akan diberikan kanal satelit secara khusus. Apabila oleh suatu hal ternyata semua kanal berada dalam keadaan sibuk, maka salah satu dari kanal tersebut akan dikosongkan dan diberikan kepada stasiun bumi bergerak yang memanggil dengan prioritas marabahaya. Prioritas panggilan bahaya tidak hanya digunakan sesuai dengan tujuan saluran satelit tetapi juga panggilan tersebut juga disalurkan secara otomatis kepada badan pertolongan yang berwenang yang sesuai untuk itu.



1.3  Area Cakupan Pengoperasian GMDSS
Pembagian wilayah berdasarkan frekuensi operasional merupakan persyaratan GMDSS yang berlaku dewasa ini. Pembagian dimaksud untuk memudahkan penyelidikan secara efektif terhadap penyelamatan di laut dan meringankan beban stasiun radio pantai agar tidak tertuju pada satu saluran frekuensi kerja, serta memudahkan para pemilik kapal untuk memilih perangkat-perangkat radio yang dipersyaratkan berdasarkan wilayah pelayarannya masing-masing. Peralatan komunikasi yang disyaratkan di kapal adalah peralatan yang dapat meliputi daerah operasi pelayaran yang dapat terus menerus merelay bahaya dan keselamatan dalam suatu area pelayaran.
Pengalokasian wilayah pengoperasian GMDSS dibagi menjadi 3 wilayah yang meliputi wilayah perairan A1, A2 serta A3, ditunjukkan oleh Gambar 3. (http://www.gmdss.com.au/concepts.htm) berikut ini.

Gambar 3 : Area cakupan pengoperasian GMDSS
Area cakupan pengoperasian GMDSS adalah ;
1.   Daerah A1 : Merupakan daerah pelayaran dalam jarak capai perangkat radio VHF dari stasiun pantai (kurang dari 20 s/d 30 mile) yang dibuka secara terus menerus selama 24 jam menggunakan perangkat VHF DCS.
2.   Daerah A 2 : Suatu daerah pelayaran dalam jarak capai perangkat radio MF dari stasiun pantai terdekat (kurang lebih 100 mile) yang dibuka secara terus menerus selama 24 jam menggunakan perangkat MF DSC diluar daerah A1.
3.   Daerah A 3 : Suatu daerah pelayaran dalam liputan satelit INMARSAT (yaitu antara 700 LU s/d 700 LS), diluar daerah A1 dan A2.
4.   Daerah A 4 : Daerah pelayaran yang tidak termasuk daerah A1, A2, dam A3.
2.  PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN GMDSS
2.1   Very High Frequency (VHF) dan medium frequency (MF)/high frequency (HF)
Sistem komunikasi darat pada sistem GMDSS digunakan untuk dapat melakukan komunikasi dalam jarak jangkau yang pendek, sedang dan jauh dengan menggunakan frekuensi yang berada pada jalur frekuensi VHF (very high frequency), MF (medium frequency) serta HF (high frequency).
2.2   Very High Frequency (VHF)
a.    Prinsip Kerja VHF
Frekuensi sangat tinggi (VHF) adalah frekuensi radio berkisar dari 30 MHz sampai 300 MHz. Frequencies immediately below VHF are denoted (HF), and the next higher frequencies are known as (UHF).Frekuensi VHF langsung di bawah ditandai frekuensi tinggi (HF), dan frekuensi yang lebih tinggi berikutnya dikenal sebagai frekuensi tinggi Ultra (UHF). The is done by .Para alokasi frekuensi dilakukan oleh ITU (International Comunication Union).
Perangkat komunikasi VHF radiotelephone merupakan perangkat komunikasi yang menggunakan sistem radio VHF (very high frequency) yang diperuntukkan untuk keperluan maritim serta memenuhi ketentuan IMO (International Maritime Organization) dalam hal kemampuan untuk memancarkan dan menerima sinyal marabahaya di laut. Perangkat ini dilengkapi dengan MMSI (maritime mobile service identity), sehingga selain dapat digunakan untuk memancarkan dan menerima sinyal marabahaya, dapat juga digunakan untuk melakukan panggilan atau penerimaan komunikasi secara individual, komunikasi ke seluruh kapal ataupun pada area tertentu saja, dan beroperasi pada range frekuensi 155.00-166.475 MHz.
Jalur frekuensi VHF digunakan untuk komunikasi jarak pendek dengan frekuensi yang digunakan adalah 156,525 MHz dan berfungsi untuk panggilan-panggilan marabahaya dan keselamatan mempergunakan panggilan selektif dijital (digital selective call), sedangkan frekuensi 156,8 MHz digunakan untuk komunikasi koordinasi SAR dan komunikasi di lokasi musibah dengan menggunakan telepon radio.
2.3   Medium frequency (MF)/high frequency (HF)
a.    Prinsip Kerja MF/HF
Untuk komunikasi jarak sedang digunakan jalur frekuensi MF. Frekuensi 2187,5 kHz digunakan untuk panggilan marabahaya dan keselamatan dengan menggunakan panggilan selektif dijital untuk arah komunikasi dari kapal ke pantai, kapal ke kapal serta pantai ke kapal, sedangkan untuk komunikasi di lokasi musibah yang menggunakan telepon radio digunakan frekuensi 2182 kHz. Sedangkan frekuensi 2174,5 kHz digunakan hanya untuk komunikasi dengan menggunakan telex.
Untuk komunikasi dengan arah komunikasi dari kapal ke pantai dan dari pantai ke kapal yang berada dalam jarak jangkau yang jauh digunakan komunikasi HF sebagai alternatif terhadap komunikasi satelit. Frekuensi-frekuensi yang digunakan adalah pada band frekuensi 4, 6, 8, 12 dan 16 MHz. Kapal-kapal yang diperlengkapi dengan peralatan komunikasi HF, harus selalu menjaga frekuensi marabahaya pada band 8 MHz, serta salah satu frekuensi yang diharuskan yang sesuai untuk daerah dimana kapal tersebut sedang berlayar
Perangkat komunikasi MF/HF radiotelephone merek FURUNO merupakan perangkat komunikasi yang menggunakan sistem radio MF/HF (medium frequency/high frequency) yang diperuntukkan untuk keperluan maritim serta memenuhi ketentuan IMO (International Maritime Organization) dalam hal kemampuan untuk memancarkan dan menerima sinyal marabahaya di laut. Perangkat ini dilengkapi dengan MMSI (maritime mobile service identity), sehingga selain dapat digunakan untuk memancarkan, menerima serta memonitor sinyal marabahaya, perangkat ini juga dapat digunakan untuk komunikasi biasa antara kapal ke kapal maupun kapal ke darat pada range frekuensi pengiriman antara 1,6 MHz sampai 27,5 MHz, serta range frekuensi 100 kHz sampai 30 Mhz, dan frekuensi 2182 kHz sebagai frekuensi marabahaya, disamping itu perangkat ini juga dapat berfungsi sebagai telex.



2.1   Search And Rescue Transponder (SART)
a.      Prinsip Kerja SART
SART singkatan Search And Rescue (Radar) Transponder adalah sarana utama dalam GMDSS. Tujuannya adalah untuk membantu pencarian lokasi survival craft, atau kapal yang mengalami marabahaya. Hal ini memungkinkan setiap kapal atau pesawat terbang yang dilengkapi dengan radar untuk mendeteksi lokasi survival.
Pada umumnya, dua SART diletakkan masing-masing pada sisi bridge kiri dan kanan, di mana dapat dengan mudah dicapai jika meninggalkan kapal. Untuk mendapatkan jangkauan deteksi yang diperlukan, SART harus dioperasikan minimal 1 meter di atas air, sehingga peraturan yang tepat dibuat untuk menempatkan SART pada survival craft, yaitu diletakkan pada tiang teleskopik yang didorong keluar melalui lubang di kanopi liferaft dengan SART yang diletakkan di atasnya.
Fungsi SART dalam GMDSS adalah untuk Locating Signal yaitu untuk untuk memudahkan penemuan posisi Survival Craft. Ketika terdeteksi atau terinterogasi oleh RADAR, SART akan berganti ke modus Transmit dan memancarkan sinyal audio dan visual (tampilan pada RADAR berupa titik-titik, semakin dekat posisi SART maka semakin besar titik-titik nya yang membentuk seperti ring). Jangkauan pendeteksian SART tergantung dari tinggi tiang RADAR kapal-kapal SAR dan ketinggian SART, normalnya sekitar 15 KM (8 nm).


Gambar 10 : SART dan RADAR yang meginterogasi SART


b.     Pengoperasian SART
Tahapan mengaktifkan SART untuk digunakan sebagai berikut :
·      Lepaskan SART dari bracket (tempat SART terpasang)
·      Untuk menghidupkan (switch-on) tekan tombol hitam dan ini berarti SART akan berada pada posisi stanby mode.
·      Ketika SART berhasil diinterogasi oleh RADAR, maka lampu SART akan hidup dan bersuara (beep)

2.2   Emergency Position indication radio Beacon (EPIRB)
a.    Prinsip Kerja EPIRB
EPIRB  merupakan sistem search and Rescue (SAR) berbasis satelit internasional yang pertama kali digagas oleh empat negara yaitu Perancis, Kanada, Amerika Serikat dan Rusia (dahulu Uni Soviet) pada tahun 1979 yang bekerja melalui satelit Cospas-Sarsat. Misi program Cospas-Sarsat adalah memberikan bantuan pelaksanaan SAR dengan menyediakan “distress alert” dan data lokasi secara akurat, terukur serta dapat dipercaya kepada seluruh komonitas internasional. Tujuannya agar dikurangi sebanyak mungkin keterlambatan dalam melokasi “distress alert” sehingga operasi akan berdampak besar dalam peningkatan probabilitas keselamatan korban. Keempat negara tersebut mengembangkan suatu sistem satelit yang mampu mendeteksi “beacon” pada frekuensi 121,5/243 MHz dan 406 MHz. Emergency Position-Indicating Radio Beacon (EPIRB) beacon 406 Mhz adalah untuk pelayaran merupakan elemen dari Global Maritime Distress Safety System (GMDSS) yang didesain beroperasi dengan sistem the Cospas-Sarsat. EPIRB sekarang menjadi persyaratan dalam konvensi internasioal bagi kapal Safety of Life at Sea (SOLAS). Mulai 1 Februari 2009, sistem Cospas-Sarsat hanya akan memproses beacon pada frekuensi 406 MHz. Cospas merupakan singkatan dari Cosmicheskaya Sistyema Poiska Avariynich Sudov sedangkan Sarsat merupakan singkatan dari Search And Rescue Satellite-Aided Tracking.
Prinsip Kerja EPIRB adalah Ketika beacon aktif, sinyal akan diterima oleh satelit selanjutnya diteruskan ke Local User Terminal (LUT) untuk diproses seperti penentuan posisi, encoded data dan lain-lainnya. Selanjutnya data ini diteruskan ke Mission Control Centre (MCC) di manage. Bila posisi tersebut diluar wilayahnya akan dikirim ke MCC yang bersangkutan, bila di dalam wilayahnya maka akan diteruskan ke instansi yang bertanggung jawab. Cara kerja EPIRB ditunjukan pada gambar berikut.



Gambar 11 : Prosedur Operasi EPIRB

b.     Pengoperasian EPIRB
Langkah-langkah menghidupkan EPIRB sebagai berikut :
·      Buka tutup power dan switch-on
·      Tunggu sampai lampu menyala. Kalau ingin melakukan tes apakah EPIRB dalam kondisi baik maka tunggu sampai lampu menyala 3 (tiga) kali (jangan 4 kali karena pancaran EPIRB akan diterima oleh satellite), dengan demikian hasil tes menunjukan EPIRB dalam kondisi yang baik.
Baterai pada EPIRB mempunyai arti yang sangat penting, karena itu pengecekan baterai untuk mengetahui kapan baterai habis masa berlakunya (expired date) adalah hal yang harus dilakukan. Pengecekan baterai dapat dilakukan dengan melihat pada salah satu sisi dari EPIRB.


2.3   Navigational Telex System (NAVTEX)
a.      Prinsip Kerja NAVTEX
Navtex (navigational telex) adalah frekuensi internasional secara automatis, melalui layanan cetak langsung untuk pengiriman berita navigasi, peringatan badan meterologi dan perkiraan yang mencakup informasi keselamatan kelautan untuk kapal, yang menerima masukan secara otomatis dari kapal yang ada di laut dalam radius perkiraan 370 km dari garis pantai.
Navtex station in US di operasikan oleh “coast guard” di amerika dan pengguna tidak di kenakan biaya dengan masuknya/menerima siaran radio NAVTEX. Navtex adalah bagian dari IMO/IHO,worldwide navigation service (WWWNS) navtex juga merupakan element utama dari GMDSS dan solas.
Siaran radio navtex yang menggunakan frekuensi pada 518 khz / 490 khz dan digunakan oleh (NBDP), (FEC), serta tipe penyebaran nya menggunakan radio amatir yang disebut AMTOR. 
Internasional navtex pada frekuensi 518 khz menggunakan English dan frekuensi 490 khz menggunakan bahasa Indonesia. Navtex menerima berita-berita navigasi dan meteorologi yang dipancarkan oleh stasiun pantai sesuai dengan daerah pelayaran navigasi.


Gambar 13 : Navigational Telex System (NAVTEX)



Kode berita-berita yang diterima NAVTEX
A         :           Navigational warming
B         :           Meteorological warming
C         :           Ice report
D         :           Search and rescue information
E         :           Meteorological message
F          :           Pilot service message
G         :           DECCA message
I           :           LORAN message
H         :           OMEGA message
J          :           SATNAV message
K         :           Other electronic navaids message
L          :           Navigational warming – additional to A
V,W,X,Y         :           Special service – allocation by navtex panel
Z          :           No message on hand
Note :  The message type A, B, D and L (cannot be reject)

2.4   Inmarsat C
a.    Prinsip Kerja Inmarsat C
Inmarsat-C adalah layanan dua arah, paket layanan data yang dioperasikan oleh perusahaan telekomunikasi Inmarsat. The service is approved for use under the Global Maritime Distress and Safety System ( ), meets the requirements for Ship Security Alert Systems (SSAS) defined by the (IMO) and is the most widely used service in fishing Vessel Monitoring Systems ( ).Layanan ini telah disetujui untuk digunakan di bawah GMDSS, memenuhi persyaratan untuk Ship Security Alert Systems (SSAS) yang ditetapkan oleh International Maritime Organization (IMO) dan merupakan layanan yang paling banyak digunakan dalam fishing Vessel Monitoring Systems (VMS). The service offers data transfer; e-mail; , crew calling; telex; remote monitoring; tracking (position reporting); chart and weather updates; maritime safety information (MSI); maritime security; GMDSS; and SafetyNET and FleetNET services.
Layanan ini menawarkan transfer data ; e-mail, SMS, telepon crew, teleks, pemantauan jarak jauh, pelacakan (laporan posisi), grafik dan update cuaca, informasi keselamatan maritim (MSI), keamanan maritim, GMDSS, dan layanan SafetyNet dan FleetNET.


Gambar 14 : Inmarsat C


2.5   Narrow Band Direct Printing (NBDP)
a.    Prinsip Kerja NBDP
NBDP adalah catatan yang tercetak/print dari pesan komunikasi. Jika suatu kapal dalam situasi marabahaya akan baik jika memiliki catatan yag tercetak dari semua komunikasi yang terjadi selama operasi.
NBDP adalah istilah yang kita gunakan untuk menggambarkan metode pengiriman informasi melalui radio dan setelah itu dicetak. Dalam beberapa publikasi itu disebut TELEX, sistem yang digunakan pada komunikasi melalui pantai/darat yang dilakukan antara kantor.
Salah satu kelemahan menggunakan NBDP untuk komunikasi adalah bahwa operator yang terampil untuk  menerima berita  diperlukan. keuntungannya adalah bahwa ada hard copy-semua komunikasi tertulis. NBDP komunikasi menggunakan sinyal digital untuk menghubungan antara komunikator.